Dalam Alkitab, kata "benih" diterjemahkan dari beberapa kata dalam bahasa Ibrani dan Yunani. Berikut beberapa contoh:
*Bahasa Ibrani:*
1. *זֶרַע (zera')*: Kata ini sering diterjemahkan sebagai "benih" atau "keturunan". Contoh: Kejadian 1:11, 12: "Tanah itu menumbuhkan rumput-rumputan dan tumbuhan-tumbuhan yang menghasilkan benih (זֶרַע) menurut jenisnya."
*Bahasa Yunani:*
1. *σπέρμα (sperma)*: Kata ini juga diterjemahkan sebagai "benih" atau "keturunan". Contoh: Matius 13:31: "Yesus menyampaikan perumpamaan lain kepada mereka, yaitu: 'Kerajaan Allah itu seperti sebutir biji sesawi yang diambil dan ditaburkan di ladang.'" (σπέρμα digunakan dalam konteks benih yang ditaburkan)
2. *σπέρματος (spermatos)*: Bentuk genitif dari σπέρμα, sering digunakan dalam konteks "keturunan" atau "anak-anak". Contoh: Galatia 3:29: "Dan jika kamu adalah milik Kristus, maka kamu adalah keturunan (σπέρματος) Abraham."
Kedua kata ini memiliki makna yang terkait dengan benih sebagai sumber kehidupan dan pertumbuhan, serta keturunan sebagai hasil dari benih tersebut.
Dalam 1 Petrus 1:23, kata "benih" dalam bahasa Yunani adalah *σπορᾶς (sporās)*, yang merupakan bentuk genitif dari *σπορά (spora)*, yang berarti "benih" atau "penaburan". Namun, dalam beberapa versi Alkitab, kata ini diterjemahkan dari kata *λόγος (logos)*, yang berarti "Firman" atau "perkataan", karena ayat tersebut menyebutkan "benih yang tidak dapat binasa" adalah "Firman Allah yang hidup dan kekal".
Jadi, dalam konteks 1 Petrus 1:23, kata "benih" lebih merujuk pada Firman Allah sebagai sumber kehidupan baru dan kekal, bukan benih secara biologis.
Ayat tersebut berbunyi: "Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang dapat binasa, tetapi dari benih yang tidak dapat binasa, yaitu Firman Allah yang hidup dan kekal." (1 Petrus 1:23)
Kata "benih" di sini merujuk pada *σπορᾶς (sporās)*, tetapi konsepnya lebih bersifat metaforis, menekankan kuasa Firman Allah dalam melahirkan kita kembali.
Berdasarkan 1 Petrus 1:23, kita akan melihat apa makna penting dari kata "benih" yang dimaksudkan oleh Rasul Petrus.
1. *Kelahiran baru melalui Firman Allah*: Petrus menekankan bahwa kita telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang dapat binasa, tetapi dari benih yang tidak dapat binasa, yaitu Firman Allah yang hidup dan kekal. Ini menunjukkan betapa pentingnya Firman Allah dalam kehidupan kita sebagai sumber kehidupan baru dan kekal.
2. *Firman Allah yang kekal dan hidup*: Petrus menggambarkan Firman Allah sebagai "hidup dan kekal." Ini menekankan kuasa dan kekuatan Firman Allah yang tidak terbatas oleh waktu atau ruang. Firman Allah tetap relevan dan efektif dalam kehidupan kita sehari-hari.
3. *Pertumbuhan rohani yang berkelanjutan*: Sebagai orang-orang yang telah dilahirkan kembali, kita dipanggil untuk terus bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Kristus. Ini berarti kita perlu terus memperdalam pemahaman kita akan Firman Allah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. *Kehidupan yang berbeda*: Petrus menekankan bahwa kita telah menjadi anak-anak Allah yang baru, yang berarti kita dipanggil untuk hidup berbeda dari dunia ini. Ini mencakup cara kita berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain.
5. *Kekudusan dan kepatuhan*: Petrus mendorong kita untuk hidup kudus dan mematuhi Firman Allah dalam segala aspek kehidupan kita. Ini bukan hanya tentang tindakan luar, tetapi juga tentang motivasi hati dan pikiran kita.
Poin poin ini biar menjadi refleksi bagi kita, sudah sejauh mana kita memahami tentang siapa kita dihadapan Allah dan dihadapan manusia.
TUHAN Yesus Kristus memberkati
ReplyDelete